Hujan
Sepanjang Hari di Shanghai
Hotel yang saya huni selama di Shanghai ini memang fully recommended.
Selain strategis dari sisi lokasi, juga karena mudah mencari sarapan di sekitar
hotel. Selain itu sepanjang perjalanan pulang pun ada 2 toko convenience store
yang pasti kami masuki setiap malam sebelum pulang ke hotel buat beli stok air
mineral. Berbeda sekali, saat kami di Beijing, sulit sekali menemukan
convenience store di sekitar hotel. Adanya warung-warung kecil yang kalau malam
sudah tutup karena kami selalu pulang larut malam hehehe. Untunglah hostel di
Beijing jual air mineral. Ya sudah lah beli di hostel saja.
Nah, ngomong-ngomong sarapan. Hari ke-2 di Shanghai dimulai dengan
sarapan super kenyang di sebuah kedai makanan di pojokan jalan. Pesen makannya
bingung. Menu yang terpajang di meja kasir, semuanya huruf mandarin. Untung
masih bisa minta menu berbahasa Inggris. Saya yang doyan banget sama nasi pun
menjatuhkan pilihan pada nasi telor tomat. Sementara teman saya beli mie kuah
babi. Ternyata mie kuah babi ini menu favourite di kedai ini. Punya saya, cuma
nasi putih dikasi topping telor yang diorak arik bersama tomat, dan disuguhkan
bersama semangkuk kuah bening. Sementara punya teman saya, bakmi dengan kuah
encer berwarna coklat dilengkapi dengan potongan daging babi yang masih melekat
di tulang. Liat dagingnya aja, saya kenyang. Emang dasar ga doyan daging sih.
Abis sarapan, ternyata mulai turun hujan di luar. Kami menuju ke daerah
Oriental Pearl Tower yang punya salah satu stasiun TV di Shanghai. Begitu
sampai area sana, masih hujan dan berkabut sekali. Gedung-gedung perkantoran
yang di daerah sana sampai tertutup kabut. Saya dan teman pun berkomentar “itu
yang kerja di lantai-lantai atas, mungkin berasa ngantor di awan ya”.
Bingung sih mau ngapain di sana, akhirnya foto-foto di tengah hujan
dengan latar belakang Oriental Pearl Tower, atau gedung-gedung perkantoran yang
tertutup kabut. Tiba-tiba tertangkap oleh mata, Disney Store dengan pohon Natal
di depan tokonya. Saat didekati, ternyata pohon Natal ini terdiri dari tumpukan
boneka Tsum-tsum. Lucu amatt..
Saya sebenarnya bukan penggemar film kartun, biasa aja gitu sama Disney.
Makanya ga tertarik tuh ke Disneyland Hongkong, sementara temen selalu bilang
saya harus ke Disneyland.
Tapi ada di dalam tokonya, ternyata saya suka. Barangnya lucu-lucu, tapi
mahal-mahal. Jadi begitu nemu casing handphone yang diskon 50%, ya udah
langsung beli. Casing iPhone 6 bergambar Donald Bebek lagi tidur :p
Oriental Pearl Tower pun agak tertutup awan |
Di depan Disney Store - pohon Natal-nya pengen dibawa pulang deh |
Dari Disney Store, kami sempat mengikuti
petunjuk arah menuju Aurora Museum. Ga tau juga itu sebenarnya museum apa, dan
karena akhirnya ga ditemukan petunjuk arah selanjutnya menuju ke Aurora Museum,
kami berbalik arah dan memutuskan menuju ke Xin Tian Di.
Kalau direview yang kami baca di
internet, Xin Tian Di ini seperti perpaduan antara modern dan jadul. Jadi di
antara bangunan-bangunan yang terkesan tua, ada cafe-cafe modern di sana. Kami
mencari Din Tai Fung di Xin Tian Di.
Seharian itu hujan ga berhenti. Mungkin
akibat saya kecentilan pakai rok mini yang dipadu dengan legging yang baru
dibeli di Beijing kemarin. Biasanya selalu tampil tomboy, kali ini pengen gaya.
Ehhh ujan. Dan ga bawa payung karena niatnya emang mau beli payung baru aja di
sana. Jaket sih tahan air, tapi karena volume air ujannya yang cukup banyak,
waitres yang di Din Tai Fung ampe kasian liat kami ber-2 kebasahan =)) Untuk
mencegah restaurant jadi becek, kami dimodali tissue untuk ngelap-ngelap. Din
Tai Fung dari dulu terkenal akan xiao long bao-nya, maka menu itu yang kami
pesan. Masing-masing satu porsi untuk xiao long bao isi daging mumu dan daging
ayam.
Seharian ini dihabiskan dengan
mengeksplor daerah Xin Tian Di. Tapi agak ga asik karena ujan yang makin malem
kok makin deras. Malem Natal nih, kok ujan mulu. Mending klo ujan salju biar
jadi White Christmas, lah ini ujan air biasa :p
Pulang dari Xin Tian Di, masih ga puas dan belum mau balik ke hotel,
maka kami melanjutkan hujan-hujanan di The Bund. Daerah yang udah jadi semacam
“must visit location” di Shanghai ini tetap ramai walau hujan. Ke The Bund pun
gampang banget, tinggal jalan kaki dari East Nanjing Road Station. Ada sih
papan petunjuk kalau dari Nanjing Pedestrian Road, tapi ga ada ejaan Bahasa
Inggrisnya hihi.
Pake payung baru dengan background Oriental Pearl Tower dan warna-warni lampunya |
Deretan bank-bank di dekat The Bund |
Untunglah walau ujan-ujanan seharian, ga ada yang sakit dan besoknya masih bisa melanjutkan perjalanan.
Temen perjalanan saya ini dari dulu
terkenal selalu niat kalau nyari makanan yang tersohor di suatu daerah. Dan
niatnya pake banget. Pokoknya kudu nemu bagaimanapun caranya. Saya mah tinggal
ngikut ajah. Untuk sarapan hari ketiga di Shanghai, temen saya mau makan xiao
long bao di Jia Jia Tang Bao -佳家汤包. Ke
sananya bisa dicapai menggunakan Metro dan turun di People’s Square Station
lalu dari exit 8 menyeberang ke kanan menuju ke Huang He Road - 黄河路. Nanti akan lihat antrian di sisi kanan jalan. Di sanalah Jia Jia Tang
Bao yang terkenal itu berada. Tempatnya kecil, kayanya sih ga sampai 15 meja di
dalam. Ini yang menyebabkan orang harus berdiri antri di trotoar. Menunya
dipasang di bagian depan toko, jadi sambil antri udah bisa mulai mikirin mau
pesen apa di dalem. Begitu di depan kasir, pesen, bayar, dan nanti kita dikasi
struk yang dinomorin dan ditunjukkin harus duduk di meja mana. Saking ramenya,
dan saking kecil tempatnya sampai harus sharing meja dengan orang lain.
Untung punya kamus offline di handphone, soalnya ga ada menu Bahasa
inggrisnya. Daftar menu yang terpampang di depan ditulis dalam huruf mandarin
semua. Kami pesan 2 macam xiao long bao dan satu mangkok sup telor dadar rumput
laut.
Untung datengnya pagi, jadi ga gitu lama mengantri, kami udah dapat tempat duduk. Sementara di luar antrian makin panjang |
Papan menu tak berbahasa Inggris yang dipasang di dekat pintu masuk Jia Jia Tang Bao |
Selesai makan niatnya mau ke
Yu Garden, jadi naik metro dan sempet pula belanja di stasiun transit. Beli
jaket buat dobelan, mayan hari ini saya salah kostum, jadi dingin. Tapi dasar
dodol, baru juga turun di Yu Yuan Station dan keluar dari exit 1, kami pengen
pipis!! Duh gawat. Ga berani deh pipis di toilet umum. Alhasil kami berusaha
mencari mall terdekat. Tapi kok adanya pasar doank. Kami terus berjalan, sampai
tau-tau ada di The Bund. The Bund siang hari, ga kalah bagus sama The Bund
malah hari. Beda, dan worth to visit juga siang-siang. Hari itu tanggal 25
Desember, Natal, dan sepertinya kantor di Shanghai ga libur. Karena kami ketemu
banyak koko-koko kantoran yang lagi keliaran di sekitar The Bund.
Akhirnya
kami pulang ke hotel buat pipis doank, dan kembali naik metro menuju Yu
Station, dan kembali berjalan menuju ke Yu Garden.
Setelah
beli tiket masuk, kami melangkah ke dalam dan melihat-lihat. Rasanya kok kurang
terawat dan kurang bersih yah. Mungkin karena di beberapa tempat cat-nya uda
pudar. Jadi ga terlihat bagus gitu. Udah gitu lumayan ramai juga pengunjung
hari itu.
Deretan gedung-gedung kantor di The Bund |
Tapi
yang bikin takjub, di situ ada pohon gingko biloba yang umurnya udah ratusan
atau ribuan tahun, dan ukiran-ukiran karakter-karakter di atas atap sangat
detail. Keren juga.
Oh iya,
di Yu Garden ini ada Starbucks yang desain tokonya China banget deh. Dan banyak
pedagang makanan juga. Tinggal jajan aja deh.
Bangunannya Cina banget ya :D |
Akhirnya malam itu kami pulang ke hotel aja setelah ga tau lagi harus ke mana haha
No comments:
Post a Comment