Tuesday, February 24, 2015

Korea Selatan Winter Trip 2015 – part 4 (Ski & N Seoul Tower)

Hari ke-6 di Seoul, jam 5 pagi kami sudah bangun untuk bersiap-siap dan nunggu jemputan jam 7 pagi. Saat ke luar kos, jam 7 pagi masih berasa jam 5 pagi di Jakarta. Gelap gulita dan dinginnn…. Karena weather forecast bilang memang hari ini suhu udara nya sekitar -7 derajat Celcius.

Ngapain keluar pagi-pagi buta? *padahal jam 7 ga buta-buta amat juga ya pagi-nya*

Saatnya bermain ski!

Saat nonton variety show "We Got Married", pasangan Yong Hwa CNBlue dan Seohyun SNSD pergi bermain snowboarding. Dari sana tiba-tiba terlintas di pikiran saya, "Wah, boleh juga nih ke Korea pas winter. Nyobain main snowboarding" Tapi akhirnya jadi main ski, karena snowboarding pasti lebih susah dari ski :D

Saya ikut sebuah paket one day ski seharga 65.000 won yang sudah termasuk penjemputan dan pengantaran kembali ke penginapan, instruktur ski dan perlengkapan ski kecuali goggles. Saya pikir goggles tidak terlalu diperlukan, ternyata berguna sekali karena salju + terik matahari = silau. Setelah dijemput di kos, kami kemudian pindah mobil yang lebih besar dan bergabung dengan rombongan lain. Saya pikir bakal jadi tur privat karena kami sudah ber-6, ternyata kami bergabung dengan rombongan lain, ada yang dari Filipina, Hongkong, China, dan kami ber-6 dari Indonesia.

C.K alias Crazy Korean, instruktur kami adalah seorang atlit ski semi pro. Instruktur merangkap guide :D Dalam perjalanan menuju Jisan Ski Resort, C.K menginformasikan secara general mengenai ski. Menurut dia, kebanyakan cewe-cewe lebih jago daripada cowo *merasa tersanjung*
Perjalanan ke Jisan Ski Resort tidak terlalu lama, kayanya cuma sekitar 1 jam lebih dikit deh udah sampe. Kami berhenti di toko yang menyewakan perlengkapan ski. Kami kemudian bebas memilih baju ski yang ada. Wow.. colorful abis. Sampe bingung mo pake baju warna apa *sayang ga ada yang moto pilihan baju ski yang tergantung berjajar banyak sekali*. Di sini kami bertukar baju & celana (dari yang tadinya berlapis-lapis, saya hanya tinggal pakai heattech dan 1 lapis baju berbahan fleece), menyimpan syal (kata C.K: “syal ga cocok buat ski”), meminjam goggles (sewa seharga 10.000 won) & gloves, dan tidak lupa mengantungi chap stick alias lip balm karena C.K sudah wanti-wanti jangan lupa bawa chap stick dan pakai sun block. Tas, baju-baju dan harta karun lain disimpan di dalam mobil yang akan dikunci selama kami bermain ski.

Selesai bertukar kostum, kami menuju ke ski resort yang tidak jauh dari toko. Sepatu ski, board & stick ski baru kami dapat saat sampai di ski resort.
C.K mengukur kaki kami dan memberikan secarik kertas yang berisikan ukuran kaki kami untuk diserahkan ke counter persewaan sepatu.

Astaga, sepatunya berat, board-nya berat =)) 1 hal lagi yang selalu ditekankan C.K “selalu gunakan gloves jika sedang berurusan dengan board, karena ada blade di board yang kalau ga hati-hati bisa melukai tangan”.
Ski gear kami
Selesai dengan urusan sewa menyewa, kami diajari cara memakai sepatu ski, dan cara berjalan dengan sepatu ski, termasuk urusan naik dan turun tangga. Semua ada trik-nya.

Untuk berjalan biasa, bengkokkan lutut sedikit dan ikuti aja maunya si sepatu. Sepatu akan membuat badan kita selalu cenderung terdorong ke depan.

Untuk naik tangga, sekali udah naik tangga, jangan pernah berhenti di tengah-tengah, langsung selesaikan sampai atas karena susah untuk memulai lagi kalau pakai berhenti. Bisa-bisa malah jatoh.
Untuk turun tangga, jangan sekali-sekali turun tangga seperti biasa kalau kita turun tangga. Bisa-bisa langsung jatuh ngegelundung karena sepatu akan membuat badan kita selalu terdorong ke depan. Jadi kalau mau turun tangga harus menyamping ala jalan kepiting :p

Setelah berbagai perjuangan berjalan dan naik tangga memakai sepatu ski yang kaku, akhirnya kami sampai juga di hamparan salju dan langsung berbaris untuk mendapat instruksi selanjutnya dari C.K.


Briefing dulu
Dia mengajari kami basic-basic ski yang perlu kami ketahui sehingga lain kali kami sudah bisa survive jika bermain ski ke resort yang lain. Kami memulai dengan pemanasan bersama, menggerakan seluruh badan supaya ga ada yang cedera nantinya.

Kemudian diajari cara memegang stick yang benar, yaitu jangan pernah mengalungkan tali yang ada di stick ke pergelangan tangan. Karena katanya sebenarnya jika sudah meluncur, stick ga diperlukan lagi, dan kalau sampai mau jatuh, buang aja stick-nya. Bayangin kalau mo ngebuang stick tapi tali sticknya masih nyangkut di pergelangan tangan. Efeknya bisa fatal karena yang namanya jatuh kan cepet bener, bisa-bisa stick yang masih nyangkut di pergelangan tangan malah bikin keadaan makin runyam.

Cara jatuh juga diajarin loh. Kita harus membungkuk serendah mungkin dengan tanah,menyimpan tangan ke dalam dan jatuh dengan bahu duluan. Jangan pernah menahan badan pakai tangan saat mau jatuh. Tangan bisa patah karena ga kuat menahan berat badan *segitu beratkah saya?*.

Abis jatuh, diajarin juga berdiri-nya gimana. Mesti dari posisi berlutut lalu berdiri. Tapi sayangnya dia lupa ngajarin gimana berdiri kalau board masih kepasang =)) jadi yang ada kami harus saling bantu kalau ada yang jatuh dengan ngelepasin salah satu board yang terpasang, atau kalo ga bisa, ya tinggal panggil C.K aja :p

Abis itu diajarin cara masang sepatu ski ke atas board. Setelah semua pas, tinggal tekan aja tumit sampai bunyi “klek”, ok udah kepasang dengan kencang deh. Cara ngelepas board lebih gampang lagi. Misal angkat kaki kanan yang masih kepasang boardnya, terus pakai board itu buat ngelepas klep yang ada di board kaki kiri. Begitu udah kelepas, tinggal angkat kaki kiri yang tinggal pake sepatu buat nginjek klep yang ada di board kaki kanan. Beres deh.

Sebenarnya ada 1 cara lagi buat ngelepas, yaitu dengan bantuan stick, tapi kayanya tenaga saya kurang gede karena klep-nya ga bergeming haha..

Foto-foto, it's a must!
Yes, we had a lot of fun :D 

Untuk meluncur C.K selalu menekankan agar kami merapatkan lutut supaya 2 board selalu dalam keadaan lurus dan sejajar. Kalo ga ngerapetin lutut, cenderungnya board akan kebuka kaya ngebentuk huruf H dan makin kebuka gede sampe kita kaya mau split hihi…
Sementara untuk ngerem, harus bikin supaya board bagian depannya menyatu (tapi ga boleh sampai bersilangan) dan bagian belakang kebuka, kaya ngebentuk huruf A. Badan harus rileks supaya meluncur-nya lancar.

Abis lunch kami dapat private course dari C.K, satu-satu didampingi meluncur turun ke bawah sambil disuruh "make an A, wider, wider" Dalem ati, "ini udah very wide, mo se-wide apa lagi, udah encok nih kaki" hahaha..
Saya minta teman saya merekam saat saya perlahan-lahan meluncur turun sambil kaki membentuk huruf A, ini dia videonya:



Selesai sudah pelajaran singkat dari C.K, dan saatnya kami bermain-main sendiri. Ternyata seru juga ya main ski. Satu orang teman saya mengundurkan diri saat briefing karena takut mencoba. Tiga orang teman yang lain sibuk mengomeli saya "Santi!! ini siapa ya yang ngajak main ski! Susah, sakit nih badan hahaha" Sementara saya dan 1 orang teman sibuk menikmati meluncur-meluncur di atas salju dengan board kami haha..

Saking menikmati-nya, ga kerasa uda jam 14.30 yang berarti kami sudah harus kembali ke toko untuk bertukar baju dan kembali ke Seoul. Lain kali saya mau ski lagi, dari pagi sampai sore haha..
Bersama instruktur keren, C.K
Dalam perjalanan pulang, sebagai bagian dari paket tour yang kami ambil, kami mampir ke Ginseng Center milik pemerintah Korea dan saya tergoda beli ekstrak ginseng (bukan ekstrak kulit manggis) yang harganya astaga mahal-nya *tp kok ya tetep dibeli*

Dan kami request untuk di-drop di N Seoul Tower saja daripada dipulangin ke kos =)) Kebetulan deh, daripada ribet cari jalan ke sana :D Kami di-drop di area boarding untuk naik cable car ke pelatarannya N Seoul Tower. Tiket cable car-nya seharga 6.000 won dan waktunya pas banget sama sunset, jadi kami dapat bonus pemandangan indah siluet-siluet ranting pohon yang meranggas akibat winter dengan background langit berwarna jingga di garis horison-nya + lampu-lampu kota yang sudah mulai menyala.
No edit - emang aslinya udah cantik
Nice picture captured by my friend - pic credit: @indogurl05
Gembok-gembok bertebaran di N Seoul Tower
Dan malam makin dingin, -9 derajat Celcius. Jadi kami menutup hari ini dengan pergi makan ke Myeongdong Gyoja untuk menyeruput hangatnya kuah mie pangsit :D
Porsi-nya besar, tapi abis juga >,<

Monday, February 23, 2015

Korea Selatan Winter Trip 2015 – part 3 (Seoraksan, Everland)

Seoraksan, we’re coming! Berbekal tiket yang sudah kami beli 1 hari sebelumnya, kami menaiki bus menuju Sokcho. Bus antar kota Seoul-Sokcho ini bagus, bersih, nyaman dan on time sekali. Di perjalanan kami semua tertidur, maklum lah, turis ogah rugi jadi selalu pulang malam akibatnya kurang tidur hahaha. Sampai saat saya terbangun dan melihat ke luar, salju masih terhampar banyak di luar sana. Ntah berapa derajat suhu di luar saat itu karena kaca bus berembun sangat tebal sampai harus saya lap pakai tangan dulu baru bisa melihat ke luar. 
Bus ke Sokcho yang nyaman dan lega
Bus sempat berhenti sebentar di rest area, dan suhu nya saat itu kalau tidak salah -4 derajat Celcius. Kami semua sudah pakai baju terhangat kami karena khawatir di gunung bakal lebih dingin daripada di Seoul. 

Sesampainya di terminal Sokcho, kami langsung naik bus umum menuju Seoraksan. Tourist Information Center yang ada lagi tutup, mungkin mbak-nya lagi makan siang :p Jadi tanpa tanya-tanya kami dengan pede-nya langsung naik bus no. 7 yang kami temui tanpa bertanya dulu ke pak Driver benar ga menuju ke Seoraksan. Sampai saya sadar salah arah karena melihat papan petunjuk arah Seoraksan panahnya menunjuk ke arah yang berlawanan dengan laju bus *tepok jidat* Kami langsung buru-buru turun dan menyebrang jalan untuk naik bus yang benar. Ternyata kami sudah cukup jauh salah arah-nya, sampai-sampai bus yang kami naiki tadi sudah muter balik dan pak Driver-nya senyum-senyum liat kami yang tadi salah naik bus, turun, dan sekarang naik lagi bus yang sama tapi sudah ke arah yang benar. Oh iya bus-nya hanya bisa bayar pakai Cash Bee atau cash 1.200 won. T Money ga laku di Sokcho :p Perhentian terakhir dari bus ini adalah pintu masuk menuju ke Seoraksan.


Perjalanan menuju Seoraksan - salju masih lumayan tebal juga

Semakin dekat, saya semakin excited dan salju semakin banyak :D
Sampai di Seoraksan kami langsung bergerak cepat karena jam 16.30 kami sudah harus naik bus lagi kembali ke Seoul. Tiket masuk Seoraksan 3000 won, dan tiket cable car-nya 9000 won. Kami dapat giliran naik cable car jam 15.15. Untunglah masih bisa naik cable car. Sambil menunggu waktu naik cable car, kami keliling-keliling, foto-foto, main-main salju, sambil cuma bisa “wow.. keren..”, “waaaa….” *nganga*, “gila ini bagus banget”. Pemandangan Seoraksan saat winter sangat indah. Pohon hanya tersisa ranting-rantingnya saja, tapi salju yang masih bertebaran di mana-mana membuat pemandangan menjadi sangat indah. Sungai juga cuma ada airnya dikit, sisanya jadi es. Berjalan juga harus extra hati-hati kalau tidak mau kepleset :p
Dengan berbekal daypack pinjaman yang nyaman, badan saya bebas pegal-pegal selama di Korea :D

Benar-benar ternganga lihat pemandangan ini

Seoraksan, sarangheyo
Sekitar jam 15 kami ke boarding area-nya cable car untuk mengantri naik. Ternyata orang-orang udah pada rame ngantri, jadi ga kebagian berdiri di pinggir deh.. sepanjang jalan liatin kepala orang doank haha.. Sayanggg waktunya terlalu mepet. Kami ga sempet tracking sama sekali. Padahal pasti di atas salju masi tebel deh. Ga lama kemudian kami langsung antri untuk turun lagi naik cable car. Untung lah pas turun kami antri paling depan, jadi begitu masuk cable car langsung cari posisi di pinggir supaya bisa menikmati indahnya pegunungan ditutupi salju. Asli kece abis!
Naik cable car, begitu sampe, liat salju terhampar, langsung norak :p

Seoraksan tertutup salju

Tebing-tebing yang tertutup salju dan ranting pohon yang meranggas, indah!

Sungai memutih terisi salju
Begitu turun dari cable car, udah ga ada waktu lagi, kami harus buru-buru kembali ke terminal bus Sokcho. Larii… tapi takut kepleset =)) untunglah ada taksi di depan dan untung nya lagi saya sempat memoto bagian depan terminal bus yang ada tulisan Hangeul-nya. Jadi tinggal kasi tunjuk foto ke paman driver, dan dia sudah tahu kami mau ke mana. Lesson learned hari itu: kalo ke Seoraksan ambil bus paling pagi, dan pulang dengan bus paling malam supaya puas mengeksplor Seoraksan.

Ternyata macet-nya Jakarta membuntuti kami sampai ke Korea >,< Seoul – Sokcho di pagi hari yang hanya sekitar 2,5 jam. Ehh Sokcho – Seoul jadi 4 jam. Ntah ada apa tapi macet-nya ga kira-kira. Untung punya bekal onigiri yang saya beli di 7-11 tadi pagi *ngunyah onigiri*

Kami sampai di Seoul sudah sekitar jam 20.30 malam. Dan akhirnya mutusin makan malem di daerah deket kos-an aja. Sesuai rekomendasi teman, kami makan di sae ma eul sikdang. Makanannya bakar-bakaran gitu. Enyakk bangets.. 6 orang cewe makan 7 porsi daging + 2 jenis sop-sop-an (emang kami makannya banyak sih).
Cheers!!
Besok-nya, hari Senin kami ke Everland. Sengaja milih hari Senin karena kalau weekend takut terlalu ramai. Saya salah kostum hari itu. Niatnya mau gaya pakai coat, ternyata coatnya tidak hangat sama sekali. Sengsara bener salah kostum saat winter. Sampe kepikir mo beli jaket lagi tapi sayang amat uangnya *pelit* untung ga sampe sakit karena kedinginan seharian haha. Mungkin dopping ginseng tiap hari yang bikin saya bisa survive di dinginnya Korea selama 10 hari.

Untuk ke Everland, bisa dicapai dengan naik Metro dan turun di Jeondae. Everland Station (Ever Line), dari exit 3-nya nanti akan ada shuttle bus gratis ke Everland. Berbekal passport, kami dapat tiket masuk seharga 37.000 won karena memang ada diskon untuk foreigner.

Suasana di dalam Metro
Everland ini theme park, dan beberapa orang teman sudah tahu saya ga pernah niat sama theme park. Bukannya kenapa sih, saya ga berani main yang memacu adrenalin. Dan tiket masuk theme park cukup mahal. Rugi bukan sudah bayar mahal-mahal tapi cuma foto-foto doank? Tapi untungnya Everland ini berbeda, karena di dalamnya ada Taman Safari dan Taman Lampu seperti di Garden of Morning Calm. Sayangnya kami tidak keluar dari pagi, jadi waktu untuk mengeksplor Everland juga tidak banyak. Kami cuma sempat nonton konser hologram-nya Big Bang *oke, sekarang saya sudah hafal siapa saja personil Big Bang*, nonton pertunjukan hewan, naik bus keliling taman safari, masuk ke wahana 3D nonton Rio dan foto-foto di Taman Lampu. Wahana snow tubing yang ada di dalam Everland juga tidak sempat kami jajal karena keburu tutup saat kami akan mengantri. Teman saya mau naik rollercoaster yang lintasannya terbuat dari kayu, tapi sayang wahana ini tutup selama winter. Mau naik rollercoaster yang biasa ternyata antri-nya panjang juga.

Masih sepi padahal sudah jam 1 siang

Salah kostum hari itu - dingin tapi cuma pake coat doank
Singa laut yang sangat aktif - mungkin dia lapar

Liger - perkawinan silang antara Lion & Tiger
Taman Lampu di Everland - keren abis!
Lorong lampu yang indah
I love blue
사랑합니다
Kami keluar dari Everland menjelang Everland tutup :p :p Dan malam itu kami delivery aja Jjamppong (seafood noodle) & Jajjangmyeon (black bean noodle) dengan bantuan tante pemilik kos. Satu hal baru yang saya temui, ternyata mangkok yang digunakan untuk Jjamppong & jajjangmyeon bukan mangkok sekali pakai, jadi setelah selesai makan kami diminta untuk meletakkan mangkok di luar pintu aja supaya bisa mereka ambil kembali. Dan benar saja, besok pagi-nya mangkok udah diambil lagi.

Kekenyangan makan, kami pun tidur dengan nyenyak untuk bangun pagi lagi karena besok adalah highlight dari kunjungan ke Seoul :p

Korea Selatan Winter Trip 2015 – part 2 (Seoul – Nami Island, Gyeongbokgung Palace, Bukchon Hanok Village and skating)

Hari ke-2 di Seoul, kami semua bangun kesiangan!! Oh no! hilang sudah ½ hari untuk jalan-jalan *rugi* Padahal kami mau ke Nami Island. Sudah kesiangan, pakai nyasar pula. Seharusnya kami transfer di Mangu Station untuk pindah line menuju ke Gapyeong Station. Tapi kami tetap duduk anteng di metro sampe si metro sampai di tujuan akhir dan dibersihkan. Kami tetep duduk anteng tanpa tahu salah di mana -_-“
Walau kesiangan, makan must go on - Mubanna Chondak, Hongdae
Sampai 2 orang ahjuma yang bersihin kereta tanya kami mau ke mana dalam bahasa Korea. Dengan sok tahu kami bilang “Nami Seom” Ntah bagaimana akhirnya kami mengerti kalau seharusnya tadi transfer di Mangu. Terpaksalah ikut balik lagi ke Mangu, lalu mencari line yang benar untuk menuju ke Gapyeong Station. Sampai di Gapyeong, salju terhampar di rel metro. Tak lupa foto-foto dulu donk, dan kami melanjutkan perjalanan naik taksi dari Gapyeong Station ke Nami Seom. Kenapa taksi, karena kalau mau jalan kaki kami tak tahu arah, nanti tak tahu jalan pulang lagi hahaha..
Sok galau padahal norak liat salju banyak gitu

Tiket masuk ke Nami Island 8.000 won, termasuk ongkos naik kapal buat menyebrang. Saat di gerbang, petugas di sana bertanya kami dari mana, dan ketika kami bilang dari Indonesia, mereka menyapa “Apa Kabar?” wah.. seneng bener denger-nya haha..

Dingin banget di Nami, mungkin karena di pulau kali ya. Untunglah di dalam kapal-nya hangat, ada heater. Mayan menghangatkan badan dulu sebelum mendinginkan badan sambil keliling-keliling Nami Island.
Di dek kapal sesaat sebelum menyebrang, dinginnnn
Dalam bayangan, karena perginya saat winter, Nami bakal putihhh kaya di film Winter Sonata *padahal ga nonton filem-nya juga*. Tapi ternyata salju-nya cuma malu-malu ada di pinggiran doank. Tapi lumayan lah, daripada ga ada saljunya haha.. Kami keliling-keliling di Nami sampai langit gelap dan Nami udah lumayan sepi, berasa pulau pribadi. Sempetin jajan corn dog sama bakpao karena terakhir makan siangnya sebelum ke sini. Laper. Saking dinginnya kaki sampe berasa kaku. Padahal udah dobel kaos kaki tuh. Dan berhati-hatilah kalau jalan saat winter, karena bisa aja tiba-tiba gubrak, jatuh kepleset es kaya temen saya hihi

Kami di Nami - difotoin sama tetangga serumpun dari Malaysia
Gangguin patung pacaran

Nami - berasa pulau pribadi
Suka sama warna langit-nya
Sesaat sebelum naik kapal untuk pulang
Sekitar jam 8 kami kembali menyebrang naik kapal, kemudian naik taksi lagi menuju Gapyeong Station.

Malam itu kami memutuskan makan Yoogane di Myeongdong. Enakan mana nih sama Yoogane Jakarta? Jawabannya: ya yang di Myeongdong lah!

Besoknya hari Sabtu, rencananya mau ke Seoraksan. Udah diusahain keluar pagian, ternyata pas sampe Express Bus Terminal Station, tiket bus ke Sokcho yang pagi udah sold out. Paling cepat ada lagi baru jam 12.30. Errr… ga mungkin banget ya. Akhirnya kami ubah jadwal, dan beli tiket ke dan dari Sokcho untuk Minggu pagi jam 9 pagi, dan balik dari Sokcho jam 16.30 (harga tiket bus-nya 18.100 won untuk 1x jalan).

Jadi hari Sabtu muter-muter di Seoul dulu aja deh. 1st stop, Gyeongbokgung Palace yang bisa dicapai dengan metro, keluar di Gyeongbokgung Station exit 5. Tiket masuk-nya 3.000 won tapi tidak termasuk beberapa area di dalam palace. Sebelum mulai keliling, kami simpan ransel dan harta karun lainnya ke dalam loker yang disediakan di sebelah kiri pintu masuk utama. Lumayan lah ga usa bawa berat-berat keliling palace yang luassss banget. Matahari juga cukup terik hari itu, lumayan ga terlalu dingin jadinya. Tapi tetep aja air 2 danau yang ada di lingkungan palace masih beku. Sebenarnya pengen liat pergantian petugas penjaga di gerbang palace, tapi karena keasikan di dalam kami lupa waktu dan kelewatan deh. Ada banyak bangunan di dalam palace, dan karena ga pake guide, kami ga tau apa fungsi bangunan-bangunan yang ada. Sempet curi-curi dengar guide berbahasa Mandarin lagi ngejelasin, tapi ya gitu deh.. karena dengarnya cuma sepenggal-sepenggal, ga ngerti juga hihi
Fotografer ala-ala beraksi =))
光化门 - Pintu Gerbang Gyeongbokgung Palace
Petugas Penjaga Gerbang
Salah satu sudut di Gyeongbokgung Palace
Di depan danau yang membeku
Terlihat gersang padahal dingin
Tiket masuk 3.000 won tidak termasuk tiket untuk mengunjungi pagoda ini
Selesai dari palace, kami ke luar dari gerbang utama, menyebrang jalan dan menuju ke Gwanghamun Square. Ada patung King Sejong, pencipta huruf Hangeul di sana. Liat-liat lalu langsung naik metro lagi ke Anguk Station menuju exit 2 buat jalan-jalan di Bukchon Hanok Village. Pas lagi jalan, eh ada Tourist Information Center. Mampir dulu deh, buat dapet pencerahan dan ga nyasar di dalam pemukiman haha..Bukchon Hanok Village ini setau saya sebenarnya pemukiman penduduk tapi rumahnya masih berupa rumah tradisional Korea dan dirawat gitu. Walau bentuknya tradisional, tapi kayanya sih kehidupan di dalemnya ga tradisional amat juga. Buktinya di beberapa pintu rumah, uda kaga pake anak kunci lagi, tapi uda pake pintu berbasis pin. Dan penasaran sih kaya apa di dalem rumah-rumah itu, tapi sayang pas usaha ngintip2 tetep ga keliatan apa-apa :p
Di sana ada plang yang mengingatkan pengunjung untuk menjaga ketenangan dan jam kunjungan hanya dari jam 10 pagi sampai sunset. Mungkin karena hari Sabtu, agak ramai nih, jadi susah buat foto tanpa bocor foto-nya :p pasti adaaa aja orang lain ikut kefoto deh di dalam foto kami.
"Silakan masuk" :D

Pas dapet sunset

Usaha mengintip yang sia-sia *jgn ditiru ya*

Agak ramai jadi susah cari spot foto yang kosong

Nyelonong bertamu ke rumah yang terbuka pintunya
Nah dalam perjalanan balik lagi ke Anguk Station, kami menemukan tempat makan yang spesialisasinya jual samgyetang. Mumpung udah di sana, jadi kami memutuskan untuk makan dulu. Hari itu saya menciptakan rekor baru untuk diri saya sendiri. Menghabiskan 1 ekor ayam sendirian! Untung ayam yang dipake anak ayam *maksudnya ukuran ayamnya kecil gituh* Samgyetang-nya enakkkk… ginsengnya berasa banget. Abis makan, badan langsung hangat dan siap melanjutkan perjalanan.

Muka kenyang abis makan ayam seekor
Rombongan kami terpisah jadi 2 hari itu. Saya dan 2 orang teman memutuskan ke City Hall untuk main skating, dan 3 orang lain-nya memutuskan balik ke kos (kami menyebut Ann Guest House sebagai kos haha) dan muter-muter di Hongdae area aja. Dalam perjalanan pulang kami mampir dulu untuk beli strawberry dan kesemek. Strawberry-nya gede-gede, manis banget dan kesemek-nya ga pake bedak kaya di Indonesia :p
Strawberry & Persimon

Dari Anguk Station, saya pun naik metro lagi lalu turun di City Hall Station menuju ke exit 6 untuk menuju ke tempat skating. Ternyataaa… rame benerrr… saya beli tiket sekitar jam 19.30-an dan baru kebagian main skating yang jam 20.30. Tiketnya cuma 1.000 won untuk 1 jam, sudah termasuk sewa sepatunya. Untuk tas, bisa sewa loker yang sudah disediakan. 
Ih gini toh rasanya main skating di lapangan terbuka *norak* Ternyata lebih susah karena sepatunya depannya ga ada gerigi kaya sepatu kalau main di Mall Taman Anggrek :p dan es-nya agak ga rata, banyak lubang gitu. Saya sama temen udah mesra bener ber2an pegangan tangan takut jatuh haha.. Emang kudu extra hati-hati karena pas main, ada yang jatuh ntah kena mananya, tapi ga bangun-bangun sampai harus diangkut pakai tandu :| Tapi untuk 1.000 won, saya sih puas banget. Murahhh… kalau punya waktu lebih mungkin bakal sering-sering main deh, tapi sayang jadwal di Korea padat merayap bener :p
Main ski di lapangan: checked

Liatlah rame-nya
Sebagai turis yang ogah rugi, saya dan seorang teman masi muter-muter di area Hongdae dekat kos-an sampai sekitar jam 12 baru pulang :D Dan suhu udara malam itu saya lupa persis-nya, tapi real feel-nya -16 derajat Celcius. Pantes muka kaku banget kaya pake masker.

Yuk ah, mari tidur biar besok ga bangun kesiangan buat ke Seoraksan haha..