Selamat Tahun Baru bagi yang mampir ke sini. Semoga di tahun baru ini, gw lebih rajin meng-update blog ini. Sebenarnya selama ini sih uda nulis, tapi ga di-publish. Giliran pas mo publish, uda kelamaan, rasanya basiii bener.
Di tanggal 1 Januari 2017 ini, gw mo share cerita awal perjalanan ke Eropa (Belanda, Iceland dan Denmark) bulan November 2016 kemarin. Tuh kan, basi banget, jalan-jalan udah dari November tapi baru mo post ceritanya sekarang. Ini pun cerita awal doank, bukan cerita selama jalan-jalan di sana hihi.
Bulan Januari 2016 kemarin, ada promo tiket dari Qatar Airways. Sebenarnya masih ragu-ragu, berangkat-ga, berangkat-ga. Tapi emang kudu ada kompor di antara kami supaya proses pembelian tiket akhirnya terlaksana. Untunglah ada satu orang yang tiap hari ribut kapan mau beli tiket karena promo akan segera berakhir.
Maka tanggal 17 Januari 2016, gw dan dua orang teman membeli tiket promo Qatar Airways dengan rute KUL-AMS, dan pulangnya CPH-KUL seharga 7.7juta rupiah. Kenapa ga dari Jakarta? Karena selisih harganya lumayan banget, walau kami harus beli tiket terpisah lagi CGK-KUL PP.
Nah, setelah nekat beli tiket, yang kami lakukan adalah mulai nyicil lagi nyari tiket CGK-KUL PP, AMS-KEF, KEF-CPH. Selain itu kudu cari tempat nginep di Belanda, Iceland dan Copenhagen, persewaan mobil di Belanda, tour di Iceland, dan tentu nyicil beli euro.
Perjalanan ke Eropa tentu mahal, menguras tabungan dan keringat. Jadi triknya adalah dengan menyicil pemesanan hotel/tour, pembelian tiket pesawat, dan nukerin euro. Maka hampir tiap bulan ada saja pengeluaran buat nyicil trip ini. Lebih baik daripada langsung bayar semua dalam waktu bersamaan, berasa banget jatuh miskin hihi.
Kami ber-3, dan agak sulit mencari hotel/hostel/Airbnb yang bisa menampung kami ber-3 tanpa mengorbankan salah satu dari kami harus tidur di sofa bed. Apalagi di Belanda kami mau sewa mobil, jadi harus mempertimbangkan ketersediaan lokasi parkir di tempat kami menginap. Setelah mencari ke sana ke mari, membandingkan harga, lokasi, fasilitas, mulai dari mencari hotel sampai Airbnb, kami pun memutuskan untuk menginap di Hotel Corendon Vitality, Amsterdam. Kami pesan dari Agoda di mana harga per malam untuk kamar triple yang kami ambil adalah sekitar 125 euro.
Kami menyewa mobil selama 2 hari di Europcar seharga sekitar 236 euro, sudah termasuk berbagai asuransi dan sewa GPS. Proses sewa mobil dan balikinnya simple banget, ga ribet.
Kemudian di Iceland kami tadinya berencana untuk melakukan road trip, sewa mobil dan berkeliling Iceland ber-3 saja. Tapi gara-gara nonton Youth Over Flower - Iceland, di mana 4 artis Korea melakukan perjalanan ke Iceland di bulan November 2015 dan mereka terjebak badai salju saat road trip. Wah serem ya kalau kami cuma ber-3, cewe-cewe semua sampai terjebak badai salju. Pilihannya ikut group tour atau private tour. Plus minus lah dari masing-masing tour itu. Karena pengen puas-puasin selama di Iceland, dengan prinsip "mumpung udah di Iceland", "kapan lagi ke Iceland" maka kami pilih private tour dari Iceland Road Trip. Itinerary-nya kami susun sendiri, lalu kami minta quotation dari Iceland Road Trip. Pas keluar harganya, shock. Muahal gila. Tapiiii kapan lagi ke Iceland =D Buat harganya, ga enak nyebutin di sini, takut bikin kaget. Tapi bisa cek aja di webnya Iceland Road Trip. Di sana sih ga ada harga private tour, tapi bisa lah kira-kira dari harga group tour ditambah kira-kira 15-20% kayanya.
2 malam di Iceland sudah include dalam private tour yang kami ambil. Malam pertama road trip kami menginap di Hótel Geirland, Kirkjubæjarklaustur. Malam kedua road trip kami menginap di Hótel Fljótshlíð, Hlíðarendi. Sementara 5 malam lainnya kami menginap di Hverfisgata 54 Apartment, Reykjavik. 1 malam pertama kami dapat apartment dengan one bedroom seluas kira-kira 50-an meter persegi. Sangat nyaman untuk kami ber-3. Sofa bed-nya pun empuk menurut teman saya. Minus-nya cuma satu, lokasinya ada di lantai 1. Jadi kami harus berjuang angkat koper ke lantai 1.
Sementara 4 malam terakhir di Reykjavik kami menginap di apartment yang sama, tapi dapat unit yang lain. Yang ini jauh lebih luas, sekitar 70an meter persegi, dan letaknya ada di lantai dasar. Menyenangkan sekali. Harganya juga bersahabat, 142 euro per malam. Sangat menguntungkan kalau dapat unit yang di lantai dasar, karena selain harganya sama dengan unit di lantai 1 yang ukurannya lebih kecil, juga karena kalau mau bandel, bisa ber-6 tidur di situ. Sofa bed bisa buat ber-2, ada 2 sofa besar di depan TV dan ada 1 kamar dengan 2 tempat tidur single.
Sementara di Copenhagen, kami turun pangkat tidur di hostel yang dalam kamarnya ada 2 bunk bed, minimalis sekali. Namanya Generator Hostel. Hostel ini saya dapatkan dari rekomendasi temen yang udah nginep di sini pas liburan summer 2016. Sebenarnya oke sih, tapi karena udah ngerasain enak tidur di hotel dan di apartment, maka tidur di hostel ini bikin kami berasa ga nyaman. Tidak ada keset buat di pintu kamar mandi, sprei pasang sendiri, kamar pun minimalis ga ada apa-apa (ga ada teko air panas, teh, kopi dan air minum complimentary). Kami ber-3, ternyata kami bayar 1 kamar tidur yang seharusnya diisi ber-4. Harga kamarnya semalam sekitar 1.5juta rupiah. Not bad sih karena harusnya diisi ber-4 tapi kami isi ber-3 jadi berasa agak luas haha.
Kemudian ke Iceland kami naik Icelandair, tiket-nya kurang lebih sekitar 4juta rupiah untuk rute AMS-KEF, KEF-CPH. Not bad karena memang perjalanan lumayan jauh juga ke Iceland, kira-kira 3 jam terbang.
Sementara saya naik Airasia buat ke Kuala Lumpur, dan pulangnya naik Garuda Indonesia dengan pertimbangan Qatar Airways mendarat di KLIA, demikian pula Garuda Indonesia pun terbang dari KLIA. Sepertinya sudah cukup capek deh pas pulang, jadi pasti uda males tarik-tarik koper untuk pindah dari KLIA ke KLIA 2 jika naik AirAsia.
Persiapan buat jalan-jalan sepertinya udah lengkap. Di postingan berikutnya nanti gw bakal cerita detail perjalanan gw dan 2 orang teman di sana.Sampai jumpa hohoho
No comments:
Post a Comment