Desember tahun lalu, saya dan seorang teman ngebolang ke China,
mengunjungi 2 kota, Beijing & Shanghai. Cita-cita temen saya cuma pengen
naik tembok China, dan klo saya ketambahan pengen main ski lagi.
China, ntah kenapa di mind set orang-orang itu selalu negatif.
Toiletnya ga manusiawi, orangnya katanya galak dan tegaan. Bahkan cerita
seorang teman, dia pernah diturunkan sama supir taksi di tengah jalan karena
supirnya ga mo ngelanjutin perjalanan lagi. Wedew. Tapi, membaca blog-nya Pandji tentang perjalanan Mesakke Bangsaku World Tour (MBWT) di Beijing tahun 2014 lalu, bikin saya makin penasaran sama Beijing, namun di sisi lain, baca postingan mas Arie yang ikut ke Beijing pas MBWT tentang horor-nya toilet di Beijing, baca buku Naked Traveler tentang toilet di Beijing yang tak bersekat, dengar bit-nya Ernest Prakasa tentang Beijing, saya jadi maju mundur, ke Beijing, ga, ke Beijing, ga hahaha.
Saya pun jadi agak parno. Bukan saya
doank, bahkan emak di rumah pun bolak balik memastikan kenapa ga ikut tour aja.
Daripada 2 orang cewe dengan bahasa mandarin apa adanya jalan sendiri. Ke China
lagi.
Tapi kok kayanya ga asik banget ya kalau
ikut tour. Belum lagi katanya kalau ikut tour itu ada kunjungan ke toko-toko
yang diwajibkan oleh pemerintah China.
Saking parnonya, saya dan temen ampe beli travel insurance. Klo saya
karena parno sama China-nya, takut kenapa-kenapa di China, klo temen parno sama bagasi takut ketinggalan
karena waktu transit yang terlalu mepet. Tapi syukurlah semua aman sentosa sampai
kami kembali ke Indonesia.
Pembelian
Tiket
Tiket ke China dibeli sekitar bulan
Agustus 2015 di event Kompas Travel Fair 2015. Rencana awal adalah melewatkan
Natal dan Tahun Baru di negeri Tirai Bambu, berangkat tanggal 23 Desember 2015
dan pulang tanggal 2 atau 3 Januari 2016. Tapi apa daya, tanggal 23 Desember
sudah masuk blackout period di semua airlines yang berpartisipasi di travel
fair, yang berarti tidak ada harga promo di tanggal tersebut. Terpaksa tanggal
keberangkatan dipercepat, dan pulang juga harus dipercepat karena saya dan
teman ga punya cuti lagi.
Akhirnya dapat tiket Cathay Pasific, berangkat tanggal 18 Desember 2015 ke Beijing dan pulang dari Shanghai tanggal 27 Desember 2015, sekitar 11,4juta sekian untuk berdua, dapat cash back 500ribu karena saya beli tiketnya pakai CC CIMB Niaga yang kebetulan jadi official partner di travel fair tersebut, dan bisa dicicil 12 bulan pula. Lumayan :p
Menyusun
Itinerary
Hasil googling sana sini, tanya sana
sini. Akhirnya dapat beberapa tempat yang ingin saya kunjungi. Saya segera
menyusun list-nya, mendiskusikan dengan teman seperjalanan, dan meminta masukan
dari teman yang pernah tinggal di Beijing. Sementara untuk perjalanan di
Shanghai, sepertinya kami kehabisan ide mau ke mana. Sepertinya objek wisata
lebih banyak di Beijing daripada di Shanghai.
Itinerary berikut saya lampirkan saat apply visa China, karena itinerary merupakan salah satu persyaratan dokumen yang diminta.
Setelah dilihat lagi, banyak juga tempat-tempat yang ga sempat dikunjungi |
Tempat
Tinggal Selama di China
Seperti biasa, pasti cari tempat menginap
yang dekat station metro, lokasi di tengah-tengah, supaya mempermudah
perjalanan, dan tidak menghabiskan waktu hanya untuk menuju ke satu tempat
gara-gara tempat menginap yang kejauhan. Setelah mencari-cari di Agoda,
akhirnya diputuskan untuk menginap di Happy Dragon Hostel Beijing. Sementara di
Shanghai kami memilih Shanghai Fish Inn Bund.
Saya ga rekomendasikan Happy Dragon
Hostel kalau mau mencari kenyamanan. Saya pesan kamar untuk berdua dengan kamar
mandi di dalam. Kamarnya sempit, listrik kamar tidak stabil saat saya baru
pertama datang. Parahnya lagi, water heater juga tiba-tiba rusak saat saya
mandi. Tapi memang harganya murah. Saya bayar sekitar 1,47juta untuk 4 malam,
untuk ber-2. Jadi seorang kurang lebih 183ribu rupiah per malam. Wajar kalau
kurang nyaman. Atau mungkin hanya kurang beruntung saja sehingga dapat kamar
yang bermasalah.
Maaf spreinya udah berantakan. Sebelah kanan kasur udah pintu ke kamar mandi |
Kamar mandi dengan heater yang sempat rusak saat saya mandi - terpaksa melanjutkan mandi dengan air sedingin es |
Perjalanan
dari Beijing ke Shanghai
Untuk berpindah kota dari Beijing ke
Shanghai, saya dan teman memutuskan naik train saja. Ingin mencoba sleeper
train karena kami memilih jalan malam supaya hemat hotel 1 malam. Tapi kok ga
yakin ya satu kamar dengan orang tak dikenal di satu ruangan, karena sleeper
trainnya bisa diisi untuk 4 orang. Akhirnya kami memilih train kelas D, seperti
kereta biasa yang bangkunya bisa direbahkan. Di China ada beberapa kelas
kereta. D Train lebih lambat dibanding G Train, tentu harga juga lebih murah D
Train. Untuk membeli tiketnya, kami beli online dulu lewat bantuan travel agent
di China sana, kemudian memilih opsi supaya tiket dikirimkan ke hostel tempat
kami menginap. Tujuannya supaya saat di stasiun kami tidak bingung harus
mencari cara print tiket, dst. Melalui website www.chinatripadvisor.com, kami
melakukan pembelian tiket yang sesuai dengan jadwal perjalanan kami. Pembayaran
dapat dilakukan melalui kartu kredit/PayPal. Kemudian kita diminta melampirkan
copy paspor juga. Saat sampai di Happy Dragon Hostel, resepsionis langsung
memberikan saya paket yang berisi tiket kereta yang sudah dicetak.
Modem
Internet
Saat ke Korea awal tahun 2015 kemarin,
saya dan teman-teman menyewa portable modem yang bisa disharing ke 5/6 orang
sekaligus. Terasa jauh lebih murah daripada mengaktifkan paket data dari
provider Indonesia di luar negeri. Dan selain buat ngeksis, internet berguna
kalau kita mulai nyasar. Maka ke China ini pun saya sewa modem lagi. Bedanya,
internet di China tidak bisa untuk buka google, maka saya juga bayar VPN supaya
saya tetap bisa akses google. Modem saya sewa dari www.3gsolutions.com.cn, berikut
VPN-nya. Kemudian saya minta modem diantar ke Happy Dragon Hostel juga. Paket
modem datang berikut amplop untuk kita gunakan setelah selesai menggunakan,
sehingga kita tinggal minta tolong resepsionis hotel untuk mengirimkan kembali
sesuai alamat yang sudah diketik di amplop.
Itinerary dan cerita perjalanan selama di
China ada di postingan terpisah J
No comments:
Post a Comment