Hari
ini, hari kedua terakhir sebelum cabut dari Belanda dan menuju ke destinasi
yang sesungguhnya, Iceland. Setelah kembali jadi traveller yang ga punya mobil
sewaan lagi, kami hari ini ke Rotterdam naik train aja. Dari hotel kami ber-3
naik metro 50 dan turun di Lelylaan Station, kemudian beli tiket trainnya di
sini. Sambil sedikit ragu dan bingung, kami berusaha pede aja beli tiket lewat
mesin. Mesin ini hanya menerima pembayaran via kredit card atau OV Card
(semacam Ezy Link kalau di Singapore). Maka kredit card saya pun beraksi. Penting
banget untuk memastikan bahwa kartu kredit sudah pakai PIN, karena ga mungkin
beli di mesin tapi verifikasi pake tanda tangan kan hihihi. Masing-masing dari
kami menerima 2 lembar tiket yang bentuknya kaya kartu. Kayanya sih yang 1 itu
buat dari Lelylaan Station ke Schipol, terus 1 nya lagi dari Schipol ke
Rotterdam. Pas di Lelylaan Station, kami masuk sambil tap salah satu tiket yang
sudah kami beli dari mesin. Kemudian pas sampai Schipol kami bingung apakah
kami harus tap lagi atau ga. Apalagi mesin tap di Schipol itu kesebar aja
berupa tiang-tiang di mana-mana, bukan berupa gate yang hanya akan terbuka jika
di-tap. Jadi kalau di Schipol, tanpa tap kartu pun kita udah bisa masuk ke
peron keretanya. Saya coba-coba tap tapi ga terjadi apa-apa. Mungkin memang ga
perlu =)
Naik
kereta ke Rotterdam sepertinya memakan waktu kurang lebih hampir 1 jam, ini
kami sudah beli tiket yang direct, bukan yang pake transit-transit di berbagai
stasiun. Oh iya, harga tiketnya dari Lelylaan ke Rotterdam blaak (stasiun
kereta yang dekat dengan Kubuswoningen) adalah 18 euro per orang untuk 1x trip.
Begitu
sampai di Rotterdam, kami mampir turun dulu di Rotterdam Central Station terus
mencari kereta yang mengarah ke Rotterdam Blaak. Sungguh saya lupa kenapa harus
turun dulu, mungkin rute keretanya emang cuma sampe Rotterdam Central Station
aja kali ya.
Begitu
sampai di Rotterdam Blaak, jejeran bangunan berbentuk kubus berwarna
kuning langsung kelihatan dari pintu
keluar stasiun. Aha, ada food truck yang jualan jajanan khas Belanda. Kami
ber-3 pesan masing-masing 1 jenis yang berbeda, biar bisa icip-icip. Duh ga ada
foto makanannya, saya males moto haha. Langsung hap-hap-hap. Abis dan beli lagi
*maruk* Nama makanannya pun tak ingat, sulit mengingat nama dalam bahasa
Belanda gitu. Pokoknya gorengan lah.
|
Food Truck yang jual jajanan ala Belanda (kami ampe nambah-nambah) |
Abis makan, kami berjalan-jalan ke arah Kubuswoningen. Bangunan kubus kuning yang saya lihat di film Negeri Van Oranje, sekarang ada di depan mata saya *terharu* *lebay*.
Lucu banget lihat kubus-kubus seperti jatuh ke arah yang sama, rapi, dengan warna kuning ngejreng. Dan ternyata ada hostel juga di rumah kubus ini. Ada Airbnb juga. Penasaran deh dalamnya kaya apa yah.
|
Kubuswoningen lagi sepi, jadi bisa bikin foto ini |
Sebenarnya
kami punya beberapa tujuan di Rotterdam, tapi akhirnya dicukupkan dengan
berkeliling di sekitar Kubuswoningen dan mengunjungi pasar di dekat stasiun
Rotterdam Blaak. Saya beli jeruk di sana *ke Beijing belanja jeruk, di Belanda
belanja jeruk juga*. Mayan sih kurang kerjaan juga nenteng-nenteng jeruk dari
Rotterdam dan dibawa keliling Amsterdam. Tas saya jadi penuh sekali. Tapi
untung bawa ransel yang muat banyak haha.
|
Yang ini jualan gorengan juga, tapi berbahan dasar seafood. Kami beli udang goreng tepung sama cumi goreng tepung. Makannya pake saos yang dibawa dari Indonesia =) |
|
Ikan segar di pasar dadakan dekat Rotterdam Blaak |
|
Tomat-nya segar sekali |
|
Keju segede ban vespa pun ada |
Dari
stasiun Rotterdam Blaak kami beli tiket kereta menuju Amsterdam Centraal
Station. Harga tiketnya per orang ini kok agak ganjil ya, karena total harganya
56,6 euro, dibagi 3. Ntah deh.
Dalam
perjalanan, kereta sempat berhenti sangat lama di salah satu stasiun. Kemudian
terdengarlah pengumuman dalam bahasa Belanda, kemudian orang-orang mendadak
pada bangkit berdiri dari tempat duduk dan turun dari kereta. Ga semua sih,
tapi kebanyakan orang-orang pada keluar kereta. Lah, ada apa ini? Kami bingung.
Akhirnya bertanya ke salah satu penumpang yang bilang kereta yang kami naiki
ini masih menunggu agak lama lagi baru bisa diberangkatkan, ntah karena apa. Kalau
mau buru-buru, bisa pindah ke kereta di peron yang lain. Baru juga kami mau
ikut turun, orang-orang yang tadinya udah mengarah ke pintu, kok balik masuk
lagi =)) ternyata ga jadi pindah kereta, kereta yang kami naiki udah mau jalan
lagi.
Di
Amsterdam Centraal Station, saya sempat mampir ke toko official merchandise
Amsterdam, pengen beli hoodie, tapi untung ga ada ukuran *ga jadi beli malah
untung, soalnya mahal* Begitu keluar dari station, sore itu langit berwarna
sangattt indah. Orang-orang mengeluarkan kamera/handphone-nya untuk memoto
langit yang cantik. Begitupun saya, sebenarnya masih pengen santai-santai
menikmati keindahan langit, tapi teman saya udah ngibrit ke tempat tram-tram
ngetem. Saya ga ingat naik tram nomor berapa dan ke mana =) pokoknya ngikut aja
karena teman mau beli sepatu Docmart.
|
Cakepnya langit di Amsterdam sore itu |
Sesampainya
di lokasi sepatu Docmart, saya tergoda untuk nyobain dan pengen beli juga. Tapi
untung insap, mo pake ke mana. Toh udah punya converse yang boots juga.
Cukup-cukup. Tapi ternyata godaan datang dari toko di sebelahnya. Skechers.
Haiz. Gara-gara di kantor yang sekarang boleh ber-sneakers ria, saya jadi punya
alasan untuk beli sneakers baru. Toh kepake kok. Akhirnya belilah Skechers Go
Ga Mat yang lagi diskon.
Sepatu udah dapet, kami pun berkeliling-keliling sambil mampir-mampir ke toko-toko di sana. Ada toko baju H & M, toko oleh-oleh, Kruidvart yang kaya Watsons di sini, toko es krim. Saya hampir beli ganja di toko oleh-oleh. Saking bingungnya mo beliin oleh-oleh apa buat adik di rumah, tanpa sadar tangan saya udah sampe ke rak yang berisi berbagai macam ganja dan olahannya. Haduh, untung nyadar.
|
Deretan oleh-oleh berbahan ganja yang hampir saya beli |
|
Directory H&M, dari lantai -1 sampai lantai 4 |
Malam
terakhir di Belanda, kami pengen cobain makanan khas Belanda. Tapi bingung
juga, apa sih yang khas dari Belanda? Akhirnya setelah googling-googling,
pilihan jatuh ke sebuah resto yang dapat peringkat bagus dari Trip Advisor
(kami memang korban Trip Advisor, tapi ga pernah mengecewakan kok emang). Saya
ga ingat nama resto-nya :p Yang saya ingat, kami sok tau pesan carpacio yang
ternyata irisan daging sapi mentah. Begitu dihidangkan di meja, dan melihat
irisan tipis daging berwarna merah, saya curiga kok terlihat seperti mentah,
tapi sambil berharap mungkin itu semacam smoked beef. Tapi harapan itu pupus
seketika begitu kami googling, yak, memang carpacio adalah makanan dengan
irisan daging sapi mentah yang makannya ditemani sama daun-daun salad. Sudah
dipesan, mau ga mau diabisin hahaha.
Besok
paginya saya dan seorang teman menyempatkan diri keluar dari hotel dan
berjalan-jalan di sekitar Rijk Museum, berfoto dengan tulisan I AMSTERDAM yang
ada di depan Museumplein Amsterdam, mampir foto-foto di kanal yang ada di Prinsengracht,
dan kembali lagi ke hotel lalu cabut ke airport. Goodbye Belanda, Hello Iceland
;)