Monday, February 9, 2015

Korea Selatan Winter Trip 2015 – part 1 (Busan)

Tiket Air Asia yang dibeli sejak bulan Februari 2014, akhirnya jatuh tempo juga di bulan Januari 2015. Tanggal 20 Januari 2015, saya bersama 2 orang kawan berangkat menuju Kuala Lumpur, transit selama 9 jam di KLIA 2 *cape transit* dan kemudian bertemu 1 orang kawan dari Medan dan 1 orang kawan dari Bali, lalu bersama-sama melanjutkan perjalanan ke Incheon, Korea Selatan. Di Incheon nanti, kami ber-5 akan bertemu lagi dengan 1 orang teman saya yang naik GA dan akan bergabung untuk menikmati 10 hari trip winter di Korea Selatan.
KLIA 2 - Air Asia di mana-mana
Tanggal 21 Januari 2015 sekitar jam 8 pagi pesawat saya mendarat di Incheon, lewat awal sekitar 20 menit dari jadwal, tapi mungkin karena sampai lebih awal jadi belum ada tempat parkir kosong, alhasil muter-muter aja di Incheon nyari parkiran *kaya mobil nyari parkir di mall klo malem minggu hihi*

Begitu keluar pesawat dan masih berada di garbarata, kami semua langsung heboh, dingin!! Berasa masuk freezer haha.. kalau tidak salah suhunya sekitar -3 derajat celcius waktu itu. Sementara suhu terendah yang pernah saya rasakan cuma sekitar 11 derajat celcius di Brisbane pas MBWT bulan Agustus tahun lalu. Untunglah waktu di KLIA2 sebelum naik pesawat kami semua sudah memakai longjohn, jadi di Incheon tinggal pakai jaket tebal saja.

Sesuai rencana, saya pergi mengambil wifiportable yang sudah diorder via internet, kemudian mampir ke 7-11 untuk membeli T-Money yang sayangnya lagi sold out, kemudian membeli KR Pass untuk 3 hari yang bisa digunakan untuk naik KTX ke dan dari Busan, dan terakhir makan siang dulu sebelum naik KTX jam 12.07 ke Busan.
Sundubu Jjigae - buanyak
Sebenarnya selain naik KTX, ke Busan bisa juga ditempuh dengan naik kereta Mu Gung Hwa atau pesawat. Tapi ga tau kenapa, yang terlintas langsung naik KTX aja. Mu Gung Hwa terlalu lambat jalannya =) karena waktu tempuh ke Busan bisa sekitar 5-6 jam, sementara KTX hanya sekitar 3,5 jam. Pesawat sepertinya ga masuk dalam opsi karena lebih mahal dari KTX :D
KTX ini mungkin semacam shinkansen kalau di Jepang *mungkin, abis belum pernah ke Jepang* :D Keretanya bersih, nyaman, ada free wifi-nya, ada yang jualan makanan & minuman, bisa naruh koper besar di ujung-ujung gerbong-nya. Norak-norak bergembira deh naik KTX. 
Di dalam KTX yang nyaman dan bersih
Sampai di Busan sudah jam 16.30, langsung menuju ke Teddy House, penginapan selama semalam di Busan yang saya book dari AirBnb. Agak manja nih, soalnya langsung mutusin naik taksi yang kemudian kami syukuri karena kalo keukeh naik metro, bakal angkat-angkat koper pakai tangga saat transit di Seomyon K Untunglah host kami udah kirim message ke saya tentang lokasi Teddy House, jadi saya tinggal nunjukkin ke supir taksi aja.

Dua hari sebelum sampai di Busan, Teddy, host-nya Teddy House udah kirim message via AirBnb untuk infoin password pintu untuk masuk ke dalam unit-nya. Keren aje ya, jadi ga usah ketemu sama host-nya dulu pun gw udah langsung bisa masuk ke apartment.

Malam-nya kami ke Seomyon (setelah beli T-Money di convenience store di lantai bawah-nya Teddy House seharga 2.500 won dan top up 10.000) , salah seorang teman dalam rombongan punya teman di Busan, dan temannya ini mengajak kami makan di sebuah restoran lokal yang menjual makanan khas sana, agujim (bahan utamanya monk fish – katanya ikannya not good looking) & gamjatang (non halal - babi dimasak bersama kua cai). Busan tidak sedingin di Seoul karena waktu sampai suhu-nya masih sekitar 6 derajat celcius, tapi selesai makan, bbrrr... kayanya uda makin dingin nih.
Malam hari di Seomyon
Keriaan malam itu - meeting a new friend, trying local dish, learning a new culture. 재미 있어요 

Sebenarnya tujuan utama ke Busan cuma pengen liat sunrise di Haeundae Beach, makanya cari penginapan juga yang di dekat Haeundae Beach. Tapi apa daya weather forecast mengatakan pagi itu cuaca berawan. Akhirnya matahari yang tertutup awan saya lihat saja dari jendela apartment tempat kami menginap =) *kudu balik lagi ke Busan* Jadinya hari itu kami pergi ke Gamcheon Cultural Village, sebuah daerah pemukiman yang rumah-rumahnya bersusun seperti di Santorini, tapi di sini lebih berwarna warni. Dari penginapan kami naik metro ke Toseong Station, dan dari exit 6 naik bus kecil nomor 17 ke Gamcheon Cultural Village. Berhubung bus udah penuh, jadi kami berdiri sambil harus berpegangan erat-erat karena supir-nya mungkin dulu mantan pembalap. Mana jalanan berkelok-kelok dan menanjak lagi. Klo ga pegangan udah kelempar ke bagian belakang bus kayanya =)) Supir bus-nya akan teriak-teriak kasi tau begitu sampai di Gamcheon Cultural Village.

Saya sempat browsing kalau sebaiknya mampir dulu ke Tourism Information Center untuk ambil map, baru meng-eksplor Gamcheon sambil mengumpulkan stamp yang ada di beberapa pos. Tapi ternyata kami berjalan ke arah yang berlawanan -_-“ Setelah berjalan ke sana ke mari mengikuti panah berbentuk ikan yang ada di rumah-rumah di Gamcheon, jajan hoddeok (makanan khas Busan di musim dingin, seperti roti diisi gula jawa *heh, gula jawa ada di Korea?* dan digoreng, lalu ditambahkan lagi biji2an kuaci dan teman-temannya), akhirnya ketemu juga Tourist Information Center-nya tapi pas kita udah mo pulang hihihi.. Dan barulah kami sadar kalo sudah salah arah =))


Gamcheon Cultural Village - colorful!

Ikuti aja panah-panah yang banyak tersebar di dinding-dinding rumah

Cape? Tentu tidak!
Cute statue
Om & Tante penjual Hoddeok di Gamcheon Cultural Village - kudu nyobain
Dari sana kami pergi ke daerah Nampo untuk makan siang, dan mendapatkan rekomendasi untuk mencoba seollongtang yang juga makanan khas sana, kurang lebih seperti  nasi sop daging sapi tapi rasa sopnya mirip samgyetang. Selesai makan, tiba-tiba teman baru yang mengajak kami dinner semalam nongol, dan dia mengajak kami naik ke Busan Tower. Baru selesai makan, kekenyangan, terus disuruh mendaki menuju ke pelataran Busan Tower. Sungguh tega-nya tega-nya..  *nyanyik*
Turis nyari arah di Nampo =))
Busan Tower

Sebelum naik, foto bareng dulu donk sama yang punya Busan =))
Tiket masuk Busan Tower 5.000 won, dan dari atas kami bisa melihat kota Busan secara keseluruhan. Ternyata bentuk rumah di sana memang seperti di Gamcheon Cultural Village, bersusun-susun dan berwarna-warni *hemm... rumahnya Yonghwa CNBlue yang mana ya?* #eh

Busan dilihat dari atas
Selesai dari Busan Tower kami segera kembali ke Teddy House, packing dan menuju 부산 alias Busan Station untuk naik KTX jam 16.30 dan kembali ke Seoul. Sampai di Seoul Station kami melanjutkan perjalanan naik Arex yang sebenarnya adalah kereta untuk ke Incheon Airport, agak lebih mahal dari metro biasa tapi lebih cepat dan ga perlu transit untuk sampai di Hongik University Station, karena kami menginap di daerah sana.

Penginapan di Seoul, Ann Guest House merupakan rekomendasi dari teman saya yang pernah menginap di sana. Dan memang recommended abis. Lokasinya strategis karena bener-bener persis di sebelah exit 1-nya Station Hongik University. Mo cari apa juga ada di daerah Hongdae. Apartment-nya sendiri bagus, bersih, tante yang punya juga baik banget *mau digangguin buat teleponin delivery order jajjangmyeon sama jjamppong jam 11 malem* hihi...

Cerita hari ke-2 di Seoul bakal dilanjut di postingan berikutnya deh biar ga cape yang baca =D

4 comments:

  1. Hallo Kak, mau nanya.. utk beli KTX yg 3 day pass nya book online, atau bisa beli langsung ke station ya? Trims ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallo, maaf saya baru cek blog lagi nih. semoga belum telat yah.
      Kemarin saya book online di http://www.letskorail.com/ebizbf/EbizBfTicketSearch.do terus nanti tinggal ambil tiket-nya di ticketing counter yang ada di Incheon

      Delete
  2. Hi ka boleh info ga cara menuju naik KTX dari seoul ke Busan, ak akan stay di daerah Hongik.
    thx

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maafff jarang cek2in comment yang masuk. Tapi aku kurang tau jg gimana naik KTX kalau dari Hongik, soalnya kmrn kebetulan naik nya dr Incheon Airport lgsg 😄

      Delete